Silek atau biasa disebut silat adalah
seni beladiri yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau, yang diwariskan secara
turun temurun dari generasi ke generasi. Masyarakat Minangkabau memiliki tabiat
suka merantau semenjak beratus-ratus tahun yang lampau. Untuk merantau tentu
saja mereka harus memiliki bekal yang cukup dalam menjaga diri dari hal-hal
terburuk selama di perjalanan atau di rantau, misalnya diserang atau dirampok
orang. Selanjutnya daerah Nusantara ini adalah daerah yang subur dan merupakan
tempat rempah-rempah penting sejak abad pertama masehi, oleh sebab itu, tentu
saja ancaman-ancaman keamanan bisa saja datang dari pihak pendatang ke kawasan
Nusantara ini.
Merujuk pada buku Filsafat dan
Silsilah Aliran-Aliran Silat Minangkabau karangan Mid Djamal (1986), maka
dapat diketahui bahwa pendiri dari silat Minangkabau adalah Datuak Suri Dirajo
diperkirakan berdiri pada tahun 1119 Masehi di daerah Pariangan Padangpanjang,
Minangkabau. Lebih lanjut diuraikan oleh Djamal bahwa pengawal dari Datuak Suri
Dirajo ini adalah Kambiang Utan (berasal dari Kamboja), Harimau Campo (berasal
dari daerah Champa), Kuciang Siam (datang dari daerah Siam atau Thailand) dan
Anjiang Mualim (datang dari negeri Persia). Di masa Datuak Suri Dirajo inilah
silek Minangkabau pertama kali diramu dan tentu saja gerakan-gerakan beladiri
dari pengawal yang empat orang tersebut turut mewarnai silek itu sendiri.
Nama-nama mereka seperti nama hewan (kambing, harimau, kucing dan anjing),
namun tentu saja mereka adalah manusia, bukan hewan menurut persangkaan
beberapa orang. Mereka bertugas sebagai dubalang di daerah Minangkabau, yaitu berupa :
- Harimau Campo ditugaskan untuk membawa kelompok untuk Luhak Agam.
- Kambiang Hutan ditugaskan untuk tinggal di Luhak Limapuluh Koto.
- Kuciang Siam diarahkan ke wilayah Lasi Tanah Data.
- Anjiang Mualim membawa kelompok ke wilayah rantau.
Seiring
berjalannya waktu, semakin bertambah wilayah di Minangkabau sejalan dengan
perkembangan silek yang mempunyai beberapa jenis seperti :
1.
silek Tuo,
2.
silek Harimau,
3.
silek Lintau,
4.
silek Kumango,
5.
silek Balam,
6.
silek Sitaralak,
7.
silek Luncua,
8.
silek Ulu Ambek,
9.
silek Pauah,
10.
dan
lain-lain.
Para tuo silek dan pandeka telah mengembangkan silat di
Nusantara dan memberi pengaruh pada aliran dan teknik silat di Sumatera,
Paparan Sunda dan Semenanjung Melayu. Sifat perantau dari masyarakat
Minangkabau telah membuat silek Minangkabau sekarang tersebar kemana-mana di
beberapa belahan dunia.
Penyebaran
dan Pengaruh Silek Di Dalam Negeri
Silek yang menyebar ke daerah rantau (luar kawasan Minangkabau) ada yang
masih mempertahankan format aslinya dan ada yang telah menyatu dengan aliran
silat lain di kawasan Nusantara. Beberapa perguruan silat menyatukan unsur-unsur
silat di Nusantara dan silek Minang termasuk ke dalam jenis silat yang mempengaruhi
gerakan silat mereka. Beberapa contoh yang dapat diberikan adalah :
- Silek 21 Hari atau dikenal juga dengan nama silek Pusako Minang. Silat ini berkembang di wilayah perbatasan antara Pasaman dan provinsi Riau. Silat ini masih jarang diungkapkan di dalam kajian silek Minangkabau. Jadi keterangan tentang silat ini masih terbatas dan dalam penelitian. Silat ini lebih menekankan aspek spiritual dan berasal dari kalangan pengamal tarekat di Minangkabau. Saat ini masih ada keturunan Pagaruyung, Minangkabau yang mengajarkan silat ini di beberapa kawasan di provinsi Riau, seperti di Rokan Hulu (Kuntu Darussalam), Mandau Duri, Rokan Hilir, dan Perawang. Silat ini tergolong jenis yang ditakuti di daerah tersebut dan juga berkembang sampai ke Malaysia.
- Silat Sabandar dari Tanah Sunda dikembangkan oleh perantau Minangkabau yang bernama Mohammad Kosim di Kampung Sabandar, Jawa Barat. Silek ini disegani di Tanah Sunda. Seiring dengan perkembangan dan pembauran dengan tradisi silat di Tanah Sunda, silat ini telah mengalami variasi sehingga bentuknya menjadi khas untuk daerah tersebut.
- Silat Pangian di Kuantan Singingi, provinsi Riau. Terdiri dari silek Pangian Jantan dan silek Pangian Batino. Silek Pangian ini asalnya dari daerah Pangian, Lintau, kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Silek ini adalah silek yang legendaris dan disegani dari wilayah Kuantan. Di Kuantan tentu saja silek ini telah mengalami perkembangan dan menjadi ciri khas dari tradisi wilayah tersebut. Awalnya pendiri dari silek ini adalah petinggi dari kerajaan Minangkabau yang pergi ke daerah Kuantan.
- Silek Minangkabau menyebar ke daerah Deli (sekitar Medan) di pesisir timur provinsi Sumatera Utara akibat migrasi penduduk Minangkabau di masa lalu. Saat sekarang tradisi silat itu masih ada.
- Perguruan Silat Setia Hati, yaitu perguruan besar dari Tanah Jawa. Pada masa dahulunya, pendiri dari perguruan ini adalah Ki Ngabei Ageng Soerodiwirdjo, yang banyak belajar dari silek Minangkabau di samping belajar dari berbagai aliran dari silat di Tanah Sunda, Betawi, Aceh, dan kawasan lain di Nusantara. Silek Minangkabau telah menjadi unsur penting dalam jurus-jurus Perguruan Silat Setia Hati. Setidaknya hampir semua aliran silek penting di Minangkabau telah beliau pelajari selama di Sumatera Barat pada tahun 1894-1898. Beliau adalah tokoh yang menghargai sumber keilmuannya, sehingga beliau memberi nama setiap jurus yang diajarkannya dengan sumber asal gerakan itu. Beliau memiliki watak pendekar yang mulia dan menghargai guru.
- Silat Perisai Diri, yang didirikan oleh RM Soebandiman Dirdjoatmodjo atau dikenal dengan pak Dirdjo, yang memiliki beberapa unsur Minangkabau di dalam gerakannya. Silat Perisai Diri memiliki karakter silat tersendiri yang merupakan hasil kreativitas gemilang dari pendirinya. Perisai Diri termasuk perguruan silat terbesar di Indonesia dengan cabang di berbagai negara.
- Satria Muda Indonesia, yang pada awalnya berasal dari Perguruan Silat Baringan Sakti yang mengajarkan silek Minangkabau, kemudian berkembang dengan menarik berbagai aliran silat di Indonesia ke dalam perguruannya.
- Silat Baginda di Sulawesi Utara, yaitu silat yang berasal dari pengawal Tuanku Iman Bonjol yang bernama Bagindo Tan Labiah (Tan Lobe) yang dibuang ke Manado pada tahun 1840. Tan Labiah meninggal dunia pada tahun 1888.
Penyebaran
Silek Di Luar Negeri
- SingapuraPosisi Singapura atau dahulu disebut Tumasik yang strategis membuat wilayah ini dikunjungi oleh berbagai bangsa semenjak dahulu kala. Silek Minangkabau telah menyebar ke sana pada tahun 1160 dengan ditandainya gelombang migrasi bangsa Melayu dari Minangkabau.
- MalaysiaPenyebaran silek Minangkabau di negeri Malaysia terjadi terutama akibat migrasi penduduk Minangkabau ke Malaka pada abad ke-16 dan juga karena adanya koloni Minangkabau di Negeri Sembilan. Silek Pangian, silek Sitaralak, silek Luncur juga berkembang di negeri jiran ini. Silat Cekak, salah satu perguruan silat terbesar di Malaysia juga memiliki unsur-unsur aliran silek Minangkabau, seperti silek Luncua, Sitaralak, Kuncian Kumango, dan Lintau di dalam materi pelajarannya. Posisi Malaysia yang rawan dari serangan berbagai bangsa terutama bangsa Thai membuat mereka perlu merancang sistem beladiri efektif yang merupakan gabungan antara beladiri Aceh dan Minangkabau. Beberapa perguruan silat menggunakan nama Minang atau Minangkabau di dalam nama perguruannya.
- FilipinaPenyebaran Islam ke Mindanao, yang dilakukan oleh Raja Baginda, keturunan Minangkabau dari kepulauan Sulu pada tahun 1390. Penyebaran ini mungkin akan mengakibatkan penyebaran budaya Minangkabau, termasuk silat ke wilayah Mindanao. Bukti-buktinya masih perlu dikaji lebih dalam.
- Brunei DarussalamPenyebaran silek ke Brunei seiring dengan perjalanan bangsawan dan penduduk Minangkabau ke negeri Brunei. Seperti yang sudah dijelaskan pada awal tulisan ini, bahwa silek adalah bagian dari budaya Minangkabau. Oleh sebab itu mereka yang pergi merantau akan membawa ilmu beladiri ini ke mana pun, termasuk ke Brunei Darussalam. Kajian hubungan silek Minangkabau dan Brunei masih dibutuhkan, namun yang pasti, para pemuka kerajaan Brunei memiliki pertalian ranji dengan raja-raja di Minangkabau. Ada dugaan bahwa Awang Alak Betatar, pendiri kerajaan Brunei (1363-1402) yang gagah berani, berasal dari Minangkabau, karena gelar-gelar dari saudara-saudara beliau mirip dengan gelar-gelar dari Minangkabau. Namun catatan tertulis diketahui bahwa migrasi masyarakat Minangkabau berawal dari pemerintahan Sultan Nasruddin (sultan Brunei ke-15) pada tahun 1690-1710 yang ditandai dengan tokoh yang bernama Dato Godam (Datuk Godam) atau Raja Umar dari keturunan Bandaro Tanjung Sungayang, Pagaruyung, Minangkabau.
- AustriaPerguruan sileknya bernama PMG=Sentak, dikembangkan oleh Pandeka Mihar.
- SpanyolPerguruan sileknya bernama Harimau Minangkabau, dikembangkan oleh Guru Hanafi di kota Basque.
- Belanda
- Silek Tuo dikembangkan oleh Doeby Usman,
- Satria Muda, dikembangkan oleh Cherry dan Nick Smith pada 1971. Mereka adalah murid dari Guru W. Thomson,
- Paulu Sembilan; silat dari Pauh Sembilan, kota Padang.
- HongkongPerguruannya bernama Black Triangle Silat, dikembangkan oleh Pendekar Scott McQuaid. Pendekar Scott adalah termasuk dalam jalur waris dari Guru Hanafi, sama dengan Guru de-Bordes di Ghana.
- Amerika Serikat
- Bapak Waleed adalah salah satu tokoh yang mengembangkan silek Minangkabau di USA,
- Baringin Sakti, yang dikembangkan oleh Guru Eric Kruk.
- PerancisPerguruannya bernama Saudara Kaum, dikembangkan oleh Haji Syofyan Nadar. Perguruan ini juga memiliki guru yang mengajarkan silat dari Tanah Sunda seperti Maenpo Cianjur (Sabandar, Cikalong, dan Cikaret) dan silat Garis Paksi.
- Ghana, AfrikaPerguruannya bernama Harimau Minangkabau, dikembangkan oleh Guru de-Bordes yang belajar ke Guru Hanafi dengan permainan silat Harimau.
Sumber :
Anak-Anak
Minang. https://www.facebook.com/minang.official.
Perlu Diingat Sejarah Silat Minangkabau ini abang..
BalasHapuskalau ingin bertanya tentang lokasi silek,tentang silek kunjungi juga ya bang situs ambo bg :D
http://basilek.blogspot.co.id/
salam bg :D
Terima kasih sudah berkunjung ya Ravit Rahmaddinaal.
HapusOiya, kalau Saudara memang orang Minang, mohon jangan panggil "abang", karena seharusnya panggilan yang tepat adalah "uda.
Kalau Saudara sudah terbiasa pakai panggilan "abang" dalam kehidupan sehari-hari, setidaknya pakailah "uda" dalam dunia maya ini.
Maaf kalau terlambat untuk saya respon. Memang benar-benar sangat terlambat.
Terima kasih untuk sebelumnya.
Wassalam. :)