Senin, 27 Juli 2015

Putra Berdarah Minang Di Mata Uang 4 Negara




1. Mata uang Indonesia
Pada uang Rp 100.000,- tertera gambar Mohammad Hatta, dilahirkan di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902. Beliau adalah proklamator Indonesia dan juga sebagai wakil presiden pertama di Indonesia.
Dan pada pecahan Rp 5.000,- tertera gambar Tuanku Imam Bonjol (Muhammad Shahab), dilahirkan di Bonjol, Pasaman pada tahun 1772. Beliau adalah salah seorang ulama, pemimpin, dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri pada tahun 1803-1838. Sebagai ulama dan pemimpin masyarakat setempat, Muhammad Shahab memperoleh beberapa gelar yaitu Peto Syarif, Malin Basa, dan Tuanku Imam Bonjol.

2. Mata uang Malaysia
Pada uang 50 ringgit tertera wajah Yang Di-Pertuan Agong Malaysia yang pertama yaitu Tuanku Abdul Rahman Tuanku Muhammad dari Negeri Sembilan. Beliau adalah Yang Di-Pertuan Besar Negeri Sembilan (bertaraf Sultan atau Raja) dari tahun 1933-1960. Negeri Sembilan adalah sebuah negeri yang dihuni oleh etnis Minangkabau semenjak abad ke-15. Tuanku Abdul Rahman yang gambarnya ada di mata uang Malaysia itu adalah keturunan kelima dari Sultan Abdul Jalil, dari Pagaruyung, Tanah Datar.

3. Mata uang Singapura
Pada uang 50 dollar Singa­pura bergambar Tun Yusuf Ishak keturunan Dt. Jonaton generasi ke-4. Keluarganya berasal dari Pagaruyung, Tanah Datar lalu meran­tau ke Malaya sejak tahun 1730 dan hijrah ke Singapura serta memimpin negara Singa itu. Namanya hingga kini tetap abadi. Fotonya menjadi ciri mata uang dollar Singapura.

4. Mata uang Brunei Darussalam
Pada mata uang Brunei Darussalam, di antaranya bergam­bar Sultan Hasanah Bolkiah. Sultan Brunei itu juga urang awak asal Piobang Payakumbuh. Namanya juga terpasang di mata uang negaranya dan beberapa ruas jalan di negara kaya minyak itu. Ada nama jalan seperti Piobang 1 hingga Piobang 5.
Mohd. Jamil al-Sufri dalam bukunya “Tarsilah Brunei: The Early History of Brunei Up To 1432 AD” menyebutkan, bahwa dari silsilah raja-raja Brunei Darussalam, diketahui bahwa pendiri kerajaan ini yaitu Awang Alak Betatar atau yang bergelar Sultan Muhammad Shah, berasal dari Minangkabau. Selain itu raja-raja Serawak di Kalimantan Utara,  juga banyak yang berasal dari Minangkabau. Hal ini berdasarkan informasi para bangsawan Serawak, yang ditemui Hamka pada tahun 1960. Kamardi Rais Dt. Panjang Simulie dalam bukunya “Mesin Ketik Tua” juga memberikan berita bahwa ketika James Brook dirajakan di Serawak, yang melantiknya adalah datuk-datuk asal Minangkabau.

(Catatan : Mengenai tulisan di atas, keseluruhannya saya kutip dari sumber yang saya cantumkan di bawah ini. Namun ada yang membingungkan pada bahasan tentang "mata uang Brunei Darussalam", karena Sultan Hasanah Bolkiah sendiri pun tidak lahir di Piobang Payakumbuh, dan sepertinya yang dimaksud "urang awak asal Piobang Payakumbuh" ini adalah bahwa beliau adalah asli Piobang Payakumbuh, yang dimaksudkan adalah secara genetik atau ranji (silsilah) berdasarkan sistem matrilineal bahwa leluhurnya berasal dari sana, yang mana juga didasarkan pada bagian dari penduduk beserta keturunan penduduk itu yang mendiami suatu wilayah untuk pertama kalinya di daerah tersebut dan menjadi bagian wilayah tersebut dengan terbentuknya adat di daerah itu yaitu di Piobang Payakumbuh.
>>>
Dan mengingat juga bahwa pendiri Kesultanan Brunei pada masa dahulunya yaitu Awang Alak Betatar yang merupakan orang Minang, dan setelah itu bernama Muhammad Shah saat telah memeluk agama Islam. Dan bisa jadi, ada lagi orang-orang Minang yang merantau ke Brunei setelah Kesultanan Brunei didirikan.)

Sumber :

1 komentar: