A.
Teori
Terbentuknya Alam Semesta dan Tata Surya
1.
Teori Keadaan Tetap (Steady-State
Theory)
Alam
semesta terbentuk dengan sendirinya di masa lalu dan tidak berubah sampai
sekarang. Alam semesta ini maha luas, di manapun dan bilamanapun selalu sama.
Segala sesuatu di alam semesta selalu sama, walaupun galaksi-galaksi bergerak
saling menjauhi satu sama lain. Galaksi dapat terbentuk, tumbuh, menjadi dan
mati, kemudian tumbuh lagi galaksi baru. Galaksi baru mempunyai jumlah yang
sebanding dengan galaksi lama. Alam semesta mengalami eksnansi dan kontraksi.
Dalam masa ekspansi, terbentuk galaksi-galaksi serta bintang-bintang baru dan
dalam kontraksi galaksi dan bintang-bintang meredup dan mengeluarkan energy
berupa panas yang sangat tinggi.
2. Teori
Ledakan Besar (Big-Bang Theory)
Dahulu, ada suatu massa yang sangat
besar dan mempunyai berat jenis yang sangat besar. Kemudian massa itu meledak
dengan hebat karena adanya reaksi inti, sehingga pecah menjadi massa-massa yang
lebih kecil. Massa yang relative kecil itu mengembang (ekspansi) dan bergerak
cepat menjauhi pusat ledakan. Kemudian massa yang banyak itu membentuk
kelompok-kelompok sehingga membentuk galaksi-galaksi seperti yang ada sekarang.
3. Teori
Ekspansi-Kontraksi
Herman Bondi, Thomas Gold, dan Fred
Hoyle (1948) mengatakan, alam semesta dalam keadaan diam hanya mengalami siklus
masa ekspansi (mengembang) dan masa kontraksi (mengkerut). Pada masa ekspansi
tersebut galaksi serta bintang-bintang dan menghimpun energi, sedangkan pada
masa kontraksi, galaksi serta bintang-bintang itu melepaskan energi, dalam
suatu siklus, sehingga terjadi alam semesta.
B.
Teori
Terbentuknya Galaksi
Hipotesis Fowler (1957)
Di
alam semesta ada kabut gas hidrogen yang besar sekali bergerak perlahan-lahan
sambil berotasi sehingga berbentuk bulat. Karena gaya beratnya ia berkontraksi.
Akibat kontraksi ini masa bagian luar banyak yang tertinggal sehingga
terbentuklah bintang. Bintang-bintang ini berkontraksi pula dengan melepaskan
energi panas sehingga, setelah sekian lama, mencapai keadaan tetap seperti
matahari dan bintang-bintang sekarang.
C.
Teori
Terbentuknya Tatasurya
Terjadinya
tatasurya dan alam semesta telah dipelajari orang sejak zaman purba. Pada zaman
kejayaan Yunani, orang percaya bahwa bumi merupakan pusat dari alam semesta
(geosentrisme). Tetapi pada zaman pertengahan (1400 M), berkat pengamatan dan
pemikiran yang lebih tajam dari Copernicus dan pengikutnya, pandangan orang
tentang alam semesta berubah menjadi matahari sebagai pusat dari alam semesta
(heliosentrisme).
1.
Hipotesis Nebular
Menurut
Kant dan Laplace (1776), tatasurya terbentuk dari kondensasi massa awan panas
(kabut gas pijar). Pada proses kondensasi itu, massa kabut gas pijar yang jauh
dari pusat massa tidak ikut tertarik ke arah pusat. Setelah mendingin, pusat
massa yang relative besar menjadi matahari, sedangkan massa yang tertinggal
menjadi planet-planet serta benda-benda angkasa lainnya dengan tetap
mengelilingi matahari sambil berotasi.
2.
Hipotesis Planetisimal
Menurut
Chamberlain & Moulton (1905), pembentukan sistem tatasurya tidak berasal
dari suatu massa, tetapi dua massa kabut gas pijar saling berdekatan sehingga
massa dari kedua kabut gas itu terlepas, setelah mendingin terbentuklah
benda-benda kecil yang padat (planettisimal). Benda-benda kecil yang padat
tersebut akan menggumpal menjadi besar, sehingga terbentuklah planet-planet
serta benda-benda angkasa lainnya.
3.
Hipotesis Tidal
Menurut
James Jeans & Harold Jeffreys (1919), planet dan benda-benda angkasa
lainnya merupakan benda-benda yang berasal dari percikan dari matahari (tidal).
Tidal ini terjadi karena ada dua buah matahari yang bergerak saling mendekat
karena gaya tarik menarik, sehingga terjadilah percikan-percikan dari matahari
tersebut. Tidal inilah yang kemudian menjadi planet-planet serta benda-benda
angkasa lainnya.
D.
Bagian-bagian
dari Tatasurya
1.
Matahari
Benda
angkasa yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Merupakan sumber cahaya dan
energi bagi semua organisme. Mengontrol peredaran planet-planet dan benda-benda
angkasa lainnya, sehingga terjadi siang dan malam. Merupakan bola gas yang
panas, terdiri dari 94% atom Hidrogen (H), 5,9% atom Helium (He), serta 0,1%
terdiri dari atom Karbon (C) dan atom-atom lainnya. Cahaya matahari berasal
dari atmosfer terluarnya yang disebut fotosfer.
2.
Merkurius
Merkurius
yaitu planet paling dekat dengan matahari. Dapat dilihat dari bumi dua kali
sehari, yaitu pagi hari saat matahari akan terbit (Merkurius berada di sebelah
barat matahari) dan sore hari saat matahari akan terbenam (Merkurius berada di
sebelah timur matahari). Orang Yunani menduga Merkurius ini sebagai “bintang
pagi” atau “bintang sore” yang berbeda. Sebagai bintang pagi, disebutnya
sebagai “Merkurius” dan sebagai bintang sore disebutnya sebagai “Apollo”.
Merkurius tidak punya atmosfer dan tidak punya satelit (bulan).
3.
Venus
Planet
ini dapat dilihat di bumi paling terang karena permukaannya memantulkan cahaya
matahari. Karena banyak memantulkan cahaya matahari, planet ini terlihat cantik,
oleh karena itu diberi nama Venus, yang merupakan nama dewa kecantikan orang
Yunani. Pada saat cuaca di bumi cerah, ketika Venus berada di sebelah barat
matahari, terlihat sebelum matahari terbit, disebut sebagai “bintang pagi”,
ketika Venus berada di sebelah timur matahari, terlihat setelah matahari
terbenam, disebut sebagai “bintang sore”. Orang Yunani menganggap Venus pagi
dan Venus sore ini sebagai bintang yang berbeda, yaitu Herperus (bintang pagi)
dan Phosphorous (bintang sore). Rotasi Venus berlawanan dengan rotasi bumi.
Rotasi bumi arah barat-timur, sedangkan Venus arah timur-barat. Venus tidak
punya satelit, tetapi punya atmosfer yang sangat tebal.
4.
Bumi
5.
Mars (Planet Merah)
Planet
ini diberi nama sesuai dengan Dewa Perang Yunani yaitu Mars, karena berwarna
kemerah-merahan, akibat dari oksida besi yang banyak terdapat di permukaannya.
Mengingat warna merah berkaitan dengan darah tercecer saat perang, maka planet
ini diberi nama Mars. Mars mempunyai dua satelit (Phobos dan Deimos), punya
atmosfer. Permukaan planet Mars sangat dingin, kering dan banyak sinar
ultraviolet, tidak ada bahan organik, sering terjadi badai, dan banyak pasir.
6.
Yupiter
Yupiter
merupakan planet terbesar dalam system tatasurya kita, rotasinya cepat.
Gravitasinya 2,64 kali gravitasi bumi, artinya benda beratnya di bumi 100 kg
maka beratnya di Yupiter menjadi 264 kg.
7.
Saturnus
Planet
ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu ada kabut yang mengitarinya secara
simetris, yang disebut “cincin Saturnus”. Cincin ini diduga berasal dari satelit
yang tidak pernah terbentuk, karena adanya gaya ganggu Saturnus yang besar,
akibat letaknya yang terlalu dekat dengan Saturnus, sehingga calon satelit itu
menjadi tidak stabil.
8.
Uranus
Uranus
merupakan planet pertama yang dapat ditangkap oleh teleskop. Planet ini tidak
akan kelihatan jika tidak menggunakan teleskop, karena letaknya yang cukup jauh
dari matahari dan ukurannya tidak besar. Mempunyai rotasi dengan arah
berlawanan dengan arah rotasi bumi.
9.
Neptunus
Planet
ini dilihat dengan teleskop dari bumi berwarna kebiru-biruan. Dari spectrum
cahayanya, planet ini diketahui mempunyai atmosfer yang banyak mengandung gas
Metana (CH4).
10.
Pluto
Planet
ini merupakan planet terjauh dari matahari. Karena jauh dari matahari, planet
ini kelihatannya sangat gelap, karena itu diberi nama Pluto (nama Dewa
kegelapan bangsa Yunani). Akhir-akhir ini diketahui bahwa peredaran Pluto
mengelilingi matahari tidak sistematis, tidak teratur, sehingga pada saat
sekarang ini, Pluto tidak lagi termasuk dalam daftar planet-planet.
E.
Benda-benda
Angkasa Lainnya
1.
Asteroid
Asteroid
merupakan benda angkasa kecil mirip planet jumlahnya ribuan, lintasannya berada
antara planet Mars dan Yupiter. Asteroid pertama ditemukan oleh Piazzi dan
diberi nama asteroid Ceres, yang merupakan asteroid terbesar. Asteroid adalah benda-benda
angkasa yang berdiri sendiri, bukan bahan pembentuk planet atau pecahan dari
planet, oleh karena itu asteroid disebut juga planetoid (bukan planet).
2.
Komet (Bintang Berekor)
Komet
disebut juga bintang berekor, karena ketika melintas dekat bumi dengan cepat,
benda ini menampakkan ekornya yang panjang. Pada saat jauh dari matahari, komet
bergerak lambat, makin mendekati matahari, gerakannya semakin cepat, tetapi
ekornya tetap menjauh dari matahari.
3.
Meteor (Bintang Beralih)
Meteor
terlihat pada malam hari seperti bintang beralih tempat di langit, orang
menyebutnya “bintang jatuh” atau “bintang beralih”. Sebenarnya, peristiwa itu
merupakan masuknya benda angkasa ke dalam atmosfer bumi, kemudian benda itu
bergeser dengan udara sehingga suhunya naik, kemudian memijar dan akhirnya
menguap. Pada umumnya benda itu sudah habis terbakar sebelum sampai ke bumi.
Benda angkasa yang masuk ke atmosfer bumi itu disebut “meteorid”, sedangkan
peristiwa pemijaran disebut “meteor”. Meteorid yang tidak habis terbakar dan
jatuh sampai ke bumi disebut “meteorit”. Beberapa meteorit menimbulkan kawah
yang dalam dan lebar, disebut sebagai “kawah meteor”, seperti kawah meteor di
Arizona (Amerika Serikat), Aljazair, Siberia, Australia, dan Canada.
4.
Satelit
Satelit
merupakan piringan planet, yang beredar mengelilingi planet (revolusi) di
samping berputar pada porosnya (rotasi). Bersama planet, satelit mengelilingi
matahari. Satelit yang paling dikenal adalah bulan yang mengitari planet bumi.
Ruang di antara benda-benda angkasa, seperti planet, komet, meteor, dan
asteroid bukanlah ruang kosong, melainkan ruang yang berisi partikel-partikel
debu antar planet.
Artinya :
“5. Dia-lah yang Menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dia-lah yang Menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia Menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)
kepada orang-orang yang mengetahui.
6. Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang, dan pada apa yang Diciptakan Allah di langit dan di bumi, pasti terdapat tanda-tanda (kebesaran-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.”
(Q.S.Yunus [10]: 5-6)
6. Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang, dan pada apa yang Diciptakan Allah di langit dan di bumi, pasti terdapat tanda-tanda (kebesaran-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.”
(Q.S.Yunus [10]: 5-6)
Sumber :
diambil dari materi perkuliahan mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar (IKD) di Universitas Negeri Padang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar