Rabu, 18 Juli 2012

Struktur Atom

Atom adalah partikel terkecil di suatu unsur.

Perkembangan Teori Atom
  1. Teori atom klasik

    Menurut Democritus bahwa materi bersifat diskontiniu yaitu tidak dapat terbagi lagi. Sedangkan menurut Aristoteles materi bersifat continiu yaitu dapat dibagi terus.

    Materi yang tidak dapat dibagi lagi disebut atom yang berasal dari kata :
    a        " tidak
    tomos " terbagi

  2. Teori atom modern
    • Model atom John Dalton

      Teori atom modern pertama kali dikenalkan oleh John Dalton yaitu :
      a. Atom yaitu bagian terkecil penyusun materi yang tidak dapat dibagi lagi
      b. Atom suatu unsur mempunyai sifat yang sama dan berbeda dengan atom unsur yang lain
      c. Atom-atom dapat bergabung membentuk molekul unsur molekul senyawa
      d. Suatu reaksi kimia merupakan reaksi penghubungan atom (reaksi penataan ulang)






    • Model atom J.J.Thomson

      Teori atom Dalton cukup lama dipakai para ahli sampai ditemukannya elektron oleh J.J.Thomson yang mematahkan teori atom Dalton yang mengatakan bahwa atom adalah materi terkecil elektron yang ditemukan Thomson dalam suatu atom bermuatan negatif sehingga jika unsur netral maka ada muatan positif. Jadi teori atom Thomson adalah :
      a. Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif
      b. Pada tempat tertentu terdapat elektron yang bermuatan negatif


    • Model atom Rutherford

      Menurut Rutherford yang melakukan percobaan dengan menembakkan lempengan logam dengan partikel alfa ternyata ada partikel yang diteruskan dan ada yang dipantulkan (dibelokkan). Jadi teori atom Rutherford adalah :
      a. Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan netral. Dan elektron yang beredar mengelilingi inti atom yang bermuatan positif
      b. Banyaknya elektron di sekitar inti atom sama dengan banyaknya muatan positif pada inti atom (atom bersifat netral)


    • Model atom Niels Bohr

      Salah satu kelemahan Rutherford mengapa elektron tidak jatuh pada inti. Kelemahan ini disempurnakan oleh Niels Bohr yang mengembagkan teori atom dengan mengambarkan teori tingkat energi di dalam atom. Model atom Niels Bohr menyatakan :
      a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif
      b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain dengan menyerap energi atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak berkurang. Jika berpindah lintasan ke yang lebih tinggi, akan menyerap energi, dan jika ke lintasan yang lebih rendah akan memancarkan energi
      c. Kedudukan elektron "pada tingkat" energi tertentu disebut kulit "elektron"


    • Model atom mekanika kuantum/modern

      Model atom Niels Bohr hanya cocok untuk atom hidrogen yang memiliki elektron, tetapi tidak cocok untuk atom dengan banyak elektron.

      Dasar teori mekanika kuantum adalah hipotesis Louis Debroglie dan asas ketidakpastian dari Heisenberg, serta persamaan gelombang Erwin Schrodinger.

      Teori atom modern menyatakan bahwa kulit-kulit elektron bukan kedudukan yang pasti dari suatu elektron, tetapi hanyalah suatu keboleh jadian saja, ruang atau tempat itu disebut dengan orbital.


Partikel Dasar Penyusun Atom

Partikel-partikel penyusun atom :
  1. Elektron (e = e- )

    Elektron ditemukan oleh J.J.Thomson (1897) dengan melakukan percobaan tabung sinar katoda. Sinar yang keluar dari tabung tersebut disebut sinar katoda yang mempunyai sifat sebagai berikut :
    a. Merambat dari garis lurus dari katoda
    b. Bermuatan negatif karena dapat ditarik lempeng bermuatan positif
    c. Sinar katoda terdiri atas partikel bermuatan listrik negatif yang disebut elektron
    d. Sinar katoda tidak tergantung dari bahan katoda yang membuktikan bahwa elektron merupakan partikel dasar dari semua zat.

  2. Proton (P)

    Proton ditemukan oleh Eugene Goldstein (1932) yang melakukan percobaan. Pada tabung sinar katoda yang telah dimodifikasi yang dihubungkan dengan sumber listrik tergantung tinggi dan menghasilkan sinar yang keluar dari saluran katoda. Sinar ini disebut sinar positif.

  3. Neutron/Netron (N)

    Netron ditemukan oleh James Chadwick (1932) yang melakukan percobaan terhadap logam yang ditembak dengan sinar X yang menghasilkan sinar dengan daya tembus yang sangat kuat. Sinar ini terdiri atas partikel tidak bermuatan listrik yang disebut neutron/netron.
Lambang Massa dan Muatan Inti Atom


Inti atom terdiri atas proton dan netron yang disebut dengan NUKLEON.

Secara umum lambang atom dirumuskan sebagai berikut :
A = nomor massa (Ar)
Z = nomor atom
X = lambang atom



A = jumlah proton + jumlah neutron = P + N
Z = jumlah proton = jumlah elektron
A-Z = jumlah neutron

dan dapat juga ditulis :




Isotop => atom-atom yang memiliki nomor atom/jumlah proton yang sama, tetapi massa atom berbeda
Isobar => atom-atom yang memiliki massa atom yang sama, tetapi nomor atom berbeda
Isoton => atom-atom yang mempunyai jumlah netron yang sama.






Sumber :
diambil dari materi Kimia SMA/MA

Senin, 16 Juli 2012

Zona Pesisir dan Laut

Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari keadaan lautan. Bidang kajian ilmu tersebut meliputi laut dan gerakannya, arus, pasang naik, pasang surut, temperatur, kedalaman, dan kehidupan yang ada di dalamnya, termasuk pula geologi laut dan bentukan-bentukan yang ditimbulkan oleh proses kelautan. Sebagian besar permukaan bumi terdiri atas permukaan laut/lautan. Diperkirakan hampir tiga per empat atau 71% dari muka bumi tertutup oleh lautan. Bagian terbesar dari lautan terletak di belahan bumi selatan, sedangkan belahan bumi utara sebagian besar merupakan daratan.

Pembagian laut menurut zona kedalamannya :
  1. Zona litoral atau jalur-pasang, yaitu bagian cekungan lautan yang terletak di antara pasang naik dan pasang surut.
  2. Zona epineritik, yaitu bagian cekungan lautan di antara garis-garis surut dan tempat paling dalam yang masih dapat dicapai oleh daya sinar matahari (pada umumnya sampai sedalam 50 m).
  3. Zona neritik, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 50 - 200 m.
  4. Zona batial, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 200 - 2.000 m.
  5. Zona abisal, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya lebih dari 2.000 m.
Pembagian laut menurut letaknya :
  1. Laut tepi, yaitu bagian lautan yang terletak di pimggir benua serta terhalang dari lautan luas oleh gugusan pulau atau jazirah. Contoh : Laut Bering terhalang oleh Kepulauan Aleuten, Laut Utara terhalang oleh Kepulauan Inggris, Laut Ochostk terhalang oleh jazirah Kamsyatka dan Kepulauan Kurillen, Laut Tiongkok Selatan terhalang oleh Filipina dan Kepulauan Indonesia, dan Laut Jepang terhalang oleh Kepulauan Jepang.
  2. Lait pertengahan atau Laut tengah, yaitu laut yang terletak antara dua benua yang memiliki gejala-gejala gunung api dan mempunyai gugusan pulau-pulau. Contoh : Laut pertengahan Australia, Asia, dengan gugusan Kepulauan Indonesia; Laut Karibia dengan gugusan pulau-pulau Antilen besar; Laut Tengah dengan gugusan pulau-pulau Yunani; Laut Es Utara dengan gugusan Kepulauan Spitsbergen.
  3. Laut pedalaman, yaitu bagian lautan yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contoh : Laut Baltik, Laut Kaspia, dan Laut Hitam.
Pembagian laut menurut terjadinya :
  1. Laut transgresi atau Laut meluas, yaitu laut yang terjadi karena perubahan permukaan air laut positif, baik yang disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut itu sendiri atau oleh turunnya daratan perlahan-lahan, sehingga sebagian dari daratan digenangi air. Laut jenis ini pada umumnya terjadi pada akhir zaman glasial. Contoh : Laut Utara dan Laut Jawa.
  2. Laut ingresi atau Laut tanah turun. Laut ini terjadi karena turunnya tanah sebagai akibat tekanan vertikal (gaya endogen) yang menimbulkan patahan. Contoh : Laut Karibia, Laut Jepang, dan Laut Tengah.
  3. Laut regresi atau Laut menyempit, yaitu laut yang terjadi pada zaman es (merupakan kebalikan dari laut transgresi).






Sumber referensi :
K.Wardiyatmoko.2006.GEOGRAFI untuk SMA Kelas X.Jakarta: Erlangga.

Sabtu, 14 Juli 2012

Bentuk Pangkat


Pangkat Bulat Positif
Suatu bilangan berpangkat, misalkan :
Yang merupakan bilangan real dengan sejumlah pangkat bulat positif n, dapat ditulis secara umum an dengan
a = bilangan pokok
n = pangkat/eksponen

Contoh :
1. 2x2x2                 = 23
2. 5x5x5x5             = 54
3.
[1/3]x[1/3]         = [1/3]2
4. p x p x p x p x p = p5

Sifat-sifat bilangan berpangkat bulat positif :
  1. Perkalian bilangan berpangkat

    am x an = am+n               dengan syarat bilangan pokoknya sama

    Contoh :
    1. 22x23=22+3=25
    2. 5 x55=51+5=56
    3. [
    1/2]3x[1/2]6=[1/2]3+6=[1/2]9

  2. Pembagian bilangan berpangkat

    am : an = am-n

    Contoh :
    1. 23:22            = 23-2 = 21 = 2
    2. 57:53             = 57-3 = 54
    3. 107:102:103 = 107-2-3 = 102

  3. Perpangkatan bilangan berpangkat

    [am]n = amn

    Contoh :
    1. [82]4   = 82x4 = 88
    2. [135]6 = 135x6 = 1330

  4. Perpangkatan pada perkalian bilangan

    [a.b]n = an.bn

    Contoh :
    1. [6a]3 = 63 x a3 = 216a3
    2. [4.5]7= 47x57
    3. [XY]5 = X5 x Y5 = X5Y5

  5. Perpangkatan dari hasil bagi 2 bilangan

    [
    a/b]n = an/bn

    Contoh :
    1. [
    1/3]3 = 13/33 = 1/27
    2. [2/5
    ]4 = 24/54


Pangkat Bulat Negatif dan Pangkat Nol

Pangkat Bulat Negatif

Jika a adalah bilangan real dan a tidak sama dengan nol, dan m adalah bilangan bulat positif, -m bilangan bulat negatif, maka berlaku rumus :
a-m = 1/am dan 1/a-m = am

Contoh :
22/23 =
(2x2)/(2x2x2) = 1/2
           atau                            } 2-1 =
1/2
22/23 = 22-3 = 2-1


Pangkat Nol (0)

Jika a bilangan real dan a tidak sama dengan
0, maka berlaku rumus :
a0 = 1

Contoh :
1. 50       = 1
2. [
1/3]0 = 1
3. [6r]0   = 1
4. [-10]0 = 1






Sumber :
diambil dari materi Matematika SMA/MA

Identitas Nasional

Identitas Nasional adalah identitas suatu kelompok masyarakat yang memiliki ciri dan melahirkan tindakan secara kolektif yang diberi nama dengan sebutan nasional.

Menurut Koento Wibisono, identitas nasional yaitu manifestasi dari nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri khas, dan ciri khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain.

Parameter Identitas Nasional
Parameter identitas nasional adalah suatu ukuran atau patokan yang dapat digunakan untuk menyatakan identitas nasional itu menjadi ciri khas suatu bangsa.

Indikator identitas nasional :
  1. Pola perilaku yang dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat
  2. Lambang yang mencirikan suatu bangsa
  3. Alat perlengkapan untuk mencapai tujuan
Unsur-unsur yang membentuk identitas nasional :
  1. Suku bangsa
  2. Agama
  3. Kebudayaan
  4. Wilayah atau keadaan geografis
  5. Bahasa
Unsur-unsur identitas nasional Indonesia :
  1. Sejarah
  2. Cita-cita dan tujuan
  3. Geografis wilayah Indonesia
  4. Bahasa nasional
  5. Bhinneka Tunggal Ika
  6. Wawasan Nusantara


Sumber :
diambil dari materi perkuliahan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas Negeri Padang

Jumat, 13 Juli 2012

Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.[1] Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.[1]
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme.[1] Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.[1]
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem.[2] Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.[2] Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan".[2] Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.[2]
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi.[3] Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu.[1] Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya.[1] Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.[2]

Satuan makhluk hidup dalam ekosistem

Ekosistem tersusun atas semua makhluk hidup, yaitu individu, populasi dan komunitas.
Kita akan memberi penjelasan masing-masing tentang individu, populasi dan komunitas.
  • Individu adalah makhluk hidup tunggal. Contoh individu adalah kambing, burung, tikus, pohon singkong, ikan dan pohon bunga matahari.
  • Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang menempati suatu daerah tertentu. Contoh populasi:
    1. Di sebuah kolam, ada ikan, teratai, dll.
    2. Di hutan hidup, ada harimau, kijang, dll.
  • Komunitas adalah populasi makhluk hidup di suatu daerah tertentu. Contoh komunitas adalah populasi ikan, populasi ganggang dan populasi hewan di sekitarnya membentuk komunitas terumbu karang.

Komponen pembentuk

Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:

Abiotik

Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.[4] Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya.[2] Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu[2]:
  1. Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
  2. Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
  3. Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
  4. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
  5. Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.
  6. Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.

Biotik

Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
  1. Produsen

    Produsen adalah makhluk hidup yang mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik (organisme autotrof). Proses tersebut hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil dengan cara fotosintesis. Contoh produsen adalah alga, lumut dan tumbuhan hijau[1].[2]
  2. Heterotrof / konsumen

    Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya .[4] Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil.[4] Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.[4]

  3. Pengurai / dekomposer

    Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati.[4] Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar.[1] Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen.[4] Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur.[4] Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu.[4] Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu[2]:

    • aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
    • anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan
    • fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur[4]. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.[4] 

Ketergantungan

Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara komponen biotik dan abiotik[2].

Antar komponen biotik

Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui[2]:
  1. Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.[2]
  2. Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.

Antar komponen biotik dan abiotik

Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi, seperti[2]:
  1. siklus karbon
  2. siklus air
  3. siklus nitrogen
  4. siklus sulfur
Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada suatu tempat.[2] Ulah manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi nonsiklik, manusia cenderung mengganggu keseimbangan lingkungan.[2]

Tipe-tipe ekosistem

Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.[5]

Akuatik (air)

  • Ekosistem air tawar.
    Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.[5] Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.[5] Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.[5]
  • Ekosistem air laut.
    Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar.[5] Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.[5]
  • Ekosistem estuari.
    Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.[5] Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi[1]. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton.[5] Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.[5]
  • Ekosistem pantai.
    Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin.[5] Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.[5]
  • Ekosistem sungai.
    Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah.[5] Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air[5]. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.[5] Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.[5]
  • Ekosistem terumbu karang.
    Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai.[1] Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi.[1] Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain.[4] Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.[4] Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.[4] Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.[1]
  • Ekosistem laut dalam.
    Kedalamannya lebih dari 6.000 m.[4] Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya.[4] Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.[4]
  • Ekosistem lamun.
    Lamun atau seagrass adalah satu‑satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut[6]. Tumbuh‑tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.[6] Seperti hal­nya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai‑tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak.[6] Berbeda dengan tumbuh‑tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan meng­hasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat‑zat hara.[6] Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.[6]

Terestrial (darat)

Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan.[2] Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan.[2] Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu.[2] Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia.[2]

  • Hutan hujan tropis.
    Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik.[5] Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun.[5] Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.[5] Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi).[5] Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme.[5] Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C.[5] Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit.[5] Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.[5]
  • Sabana.
    Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim.[6] Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang luas.[6] Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.[1]
  • Padang rumput.
    Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.[4] Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat.[4] Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan.[4] Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.[4]
  • Gurun.
    Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput.[6] Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun).[6] Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.[6] Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil[6]. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.[6] Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain.[6]
  • Hutan gugur.
    Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun.[4] Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat.[4] Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).[4]
  • Taiga

    Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah.[5] Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya.[5] Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.[5]
  • Tundra

    Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.[5] Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.[5] Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang.[5] Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.[5]
  • Karst (batu gamping /gua).
    Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia.[6] Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro.[6] Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.[6]

Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.[5] Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.[1] Contoh ekosistem buatan adalah[5]:
Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak.[2] Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas.[2]
Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar.[1] Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada bumi.[1]

Sumber :
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Biologi/Materi:Ekosistem
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
http://id.wikipedia.org/wiki/Komponen_biotik

Minggu, 08 Juli 2012

7 Golongan Mendapat Naungan Allah

7 golongan manusia yang bakal mendapat perlindungan arasy Allah di Padang Masyar di kala tiada perlindungan melainkannya :
  1. Pemimpin yang adil
  2. Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah
  3. Lelaki yang hatinya senantiasa terpaut dengan Masjid
  4. Dua orang yang cinta mencintai karena Allah di mana keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah
  5. Lelaki yang diajak oleh wanita rupawan serta kaya untuk melakukan zina, lalu ia menjawab,"Aku takut kepada Allah"
  6. Orang yang bersedekah secara bersembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberi oleh tangan kanannya
  7. Seseorang yang mengingati Allah di tempat yang sunyi lalu mengalir air matanya